KARAKTERISTIK DAN TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN
A. Karakteristik Perkembangan
1. Masa Pranatal
Periode pertama dalam rentang kehidupan manusia ini merupakan periode yang paling singkat dari seluruh periode perkembangan. Periode ini dimulai pada saat pembuahan dan berakhir pada kelahiran, kurang lebih panjangnya 270-280 hari atau sembilan bulan. Meskipun relatif singkat, periode pranatal mempunyai ciri penting, yaitu :
a. Pembawaan lahir. Pembawaan lahir yang berfungsi sebagai dasar bagi perkembangan selanjutnya, ditentukan pada saat ini. Hal ini bukan saja pada bawaan fisik dan mental juga pada jenis kelamin individu.
b. Pertumbuhan dan perkembangan yang cepat. Pertumbuhan dan perkembangan yang propolsional lebih cepat terjadi pada waktu ini dari pada waktu lainnya sepanjang hidup.
c. Kondisi dalam lingkungan pralahir. Misal kondisi tubuh ibu yang baik mempertinggi perkembangan potensi bawaan sedangkan kondisi yang buruk dapat menghambat perkembangan atau mengganggu pola perkembangan berikutnya.
d. Sikap orang-orang yang berarti. Sikap orang yang berarti dalam kehidupan anak, terutama anggota keluarga terbentuk pada waktu ini dan mempunyai pengaruh yang nyata terhadap perlakuan mereka terhadap anak tersebut selama awal tahun pembentukan kehidupan. Kalau sikap ini bersifat emosional, maka dapat merusak keseimbangan ibu (Mother’s homeostasis) dan mengganggu kondisi tubuh ibu yang sangat penting bagi perkembangan normal dari individu yang baru terbentuk.
2. Masa Neonatal
Setiap periode perkembangan pasti mempunyai gejala yang berbeda dengan periode lainnya. Ada beberapa gejala yang dapat dikaitkan dengan periode lain, tetapi ada yang berbeda selama masa bayi neonatal. Berikut ini ada lima ciri yang paling penting dari periode bayi neonatal :
a. Periode yang tersingkat dari semua masa perkembangan
Periode ini adalah saat dimana janin harus menyesuaikan dengan kehidupan di luar rahim ibu, dimana ia telah hidup selama kurang lebih sembilan bulan. Menurut kriteria medis, penyesuaian ini akan berakhir pada saat tali pusar lepas dari pusarnya. Menurut kriteria fisiologis berakhir pada saat bayi gemuk kembali setelah kehilangan berat badan sesudah dilahirkan. Menurut kriteria psikologis berakhir pada saat bayi mulai menunjukkan tanda-tanda kemajuan perkembangan perilaku. Pada umumnya untuk penyesuaian ini diperlukan waktu dua minggu atau lebih cepat, tetapi bagi yang sulit lahir atau yang lahir sebelum waktunya memerlukan waktu penyesuaian lebih lama.
Walaupun singkat masa bayi ini umumnya dibagi menjadi dua periode :
1. Periode Partunate yaitu periode dari lahir sampai antara lima belas dan tiga puluh menit sesudah lahir. Periode ini bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusar dipotong dan diikat. Jika hal ini selesai dilakukan bayi masih merupakan pascamatur, yaitu lingkungan di luar tubuh ibu.
2. Periode Neonate yaitu periode dari pemotongan dan pengikatan tali pusar sampai sekitar akhir minggu kedua dari kehidupan pascamatur. Bayi menjadi individu yang terpisah, mandiri dan tidak lagi merupakan parasit. Selama periode ini bayi harus mengadakan penyesuaian pada lingkungan baru di luar tubuh ibu. Jarang ada janin yang keluar dari rahim ibu lebih dari empat puluh delapan jam, sekalipun ada itu merupakan proses persalinan yang sulit.
b. Masa terjadinya penyesuaian yang radikal
Kelahiran merupakan suatu peralihan dari lingkungan dalam (rahim ibu) ke lingkungan luar sehingga bayi perlu menyesuaikan diri. Beberapa bayi mudah melakukan penyesuaian, namun bagi bayi lain ada yang kesulitan dan mengalami kegagalan.
c. Masa terhentinya perkembangan
Pertumbuhan dan perkembangan pesat yang terjadi selama periode pranatal untuk sementara terhenti pada saat kelahiran. Seringkali terjadi sedikit kemunduran, seperti berkurangnya berat badan dan kecenderungan menjadi kurang sehat di bandingkan pada saat dilahirkan. Kemunduran ini berlangsung beberapa hari sampai seminggu, kemudian bayi kembali biasa seperti pada waktu dilahirkan. Terhentinya pertumbuhan dan perkembangan merupakan hal yang normal, itu disebabkan karena bayi melakukan penyesuaian yang radikal pada lingkungan pascanatal. Setelah itu pertumbuhan dan perkembangan bayi kembali berlanjut.
d. Pendahuluan dari perkembangan selanjutnya
Perkembangan bayi yang nampak pada waktu dilahirkan tidak dapat digunakan untuk meramal secara tepat bagaimana perkembangan individu di masa depan, tetapi perkembangan bayi yang baru lahir dapat memberi petunjuk tentang apa yang diharapkan akan terjadi pada perkembangan selanjutnya.
e. Periode yang berbahaya
Secara fisik masa bayi neonatal berbahaya karena sulitnya mengadakan penyesuaian diri secara radikal yang penting pada lingkungan yang sangat baru dan sangat berbeda. Hal ini terbukti dengan tingginya tingkat kematian. Secara psikologis, masa bayi neonatal merupakan saat terbentuknya sikap dari orang-orang yang berarti bagi bayi. Kebanyakan sikap yang terbentuk sepanjang periode pranatal mungkin berubah secara radikal setelah bayi dilahirkan, tetapi diantaranya relatif menetap atau semakin kuat tergantung pada kondisi pada saat kelahiran dan pada mudah atau sulitnya penyesuaian antara bayi dan orang tua.
3.Masa bayi
Ciri-ciri penting masa bayi yang membedakannya dari periode-periode sebelum dan sesudahnya adalah sebagai berikut :
a. Dasar yang sesungguhnya. Seluruh masaa anak-anak terutama tahun-tahun awal dianggap sebagai masa dasar namun masa bayi merupakan periode kehidupan yang sesungguhnya karena pada masa ini banyak pola perilaku, sikap dan pola ekspresi emosi terbentuk.
b. Pertumbuhan dan perubahan berjalan pesat. Bayi berkembang pesat terutama dalam tahun pertama, baik secara fisik maupun psikologis, tidaka hanya dalam penampilan tetapi juga dalam kemampuan. Perubahan dalam perbandingan tubuh disertai dengan pertumbuhan tinggi dan berat badan. Perkembangan intelek berjalan sejajar dengan pertumbuhan dan perubahan fisik.
c. Berkurangnya ketergantungan. Berkurangnya ketergantungan memungkinkan bayi duduk, berdiri, berjalan dan menggerakkan benda-benda. Bayi tidak senang “diperlakukan seperti bayi”. Ia tidak mau membiarkan orang lain melakukan hal-hal yang dapat dilakukan atau yang dianggap dapat dilakukan sendiri. Kalau dilarang ia akan protes dalam bentuk ledakan amarah dan tangisan dan segera berkembang menjadi negativisme, yaitu ciri yang menonjol pada akhir masa bayi.
d. Meningkatnya individualitas. Dengan meningkatnya individualitas maka setiap bayi harus diperlakukan sebagai individu. Tidak dapat lagi semua bayi diharapkan tumbuh berdasarkan makanan yang sama atau adanya jadwal makan dan tidur yang sama.
e. Permulaan sosialisasi. Bayi menunjukkan keinginan untuk menjadi bagian dari kelompok sosial dengan memprotes kalau dibiarkan sendiri selama beberapa waktu dan mencoba memperoleh perhatian dari orang lain dengan berbagai cara.
f. Permulaan berkembangnya penggolongan peran seks (sex-role). Penggolongan peran seks dimulai sejak bayi dilahirkan, misalnya bayi laki-laki diberi pakaian dan selimut warna biru sedangkan untuk bayi perempuan warna merah jambu. Anak perempuan lebih diperbolehkan menangis dari pada anak laki-laki.
g. Permulaan kreatifitas. Pada bulan-bulan pertama bayi belajar mengembangkan minat dan sikap yang merupakan dasar bagi kreatifitasnya kelak dan sebagian besar ditentukan oleh perlakuan-perlakuan orang lain terutama orang tua.
4. Awal Masa Kanak-kanak
a. Sebutan yang digunakan orang tua
Sebagian besar orang tua menggap awal masa kanak-kanak sebagai:
1) Usia yang mengundang masalah atau usia sulit. Masa bayi sering membawa masalah bagi orang tua, umumnya mengenai perawatan fisik bayi.
2) Usia mainan karena anak menghabiskan sebagian besar waktunya untuk bermain dengan mainan.
b. Sebutan yang digunakan para pendidik
Para pendidik menyebut tahun-tahun awal masa kanak-kanak sebagai usia prasekolah yang merupakan masa persiapan anak baik secara fisik maupun mental untuk menghadapi tugas-tugas pada saat mereka mulai bersekolah.
c. Sebutan yang digunakan para ahli psikologi
Berdasarkan ciri-ciri yang menonjol dalam perkembangan awal masa kanak-kanak sebutan yang digunakan adalah:
1) Usia kelompok, dimana anak belajar dasar-dasar perilaku sosial untuk penyesuain diri pada waktu mereka masuk kelas satu.
2) Usia menjelajah karena anak-anak ingin mengetahui keadaan lingkungannya, bagaimana mekanismenya, perasaannya dan bagaimana ia bisa menjadi bagian dari lingkungan.
3) Usia bertanya. Salah satu cara dalam menjelajah lingkungan adalah dengan bertanya.
4) Usia meniru. Yang paling menonjol dalam periode ini adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain.
5) Usia kreatif. Anak lebih menunjukan kreativitas dalam bermain selama masa kanak-kanak dibandingkan masa-masa lain
5. Akhir Masa Kanak-kanak
a. Label yang digunakan orang tua
1) Usia yang menyulitkan,masa dimana anak tidak lagi menuruti perintah, lebih banyak dipengaruhi teman sebaya daripada orang tua atau anggota keluarga yang lain.
2) Usia tidak rapi, masa di mana anak cenderung tidak mempedulikan, cerobah dalam penampilan dan kamarnya berantakan.
3) Usia bertengkar, masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah tidak menyenangkan bagi semua anggota keluarga
b. Label yang digunakan para pendidik
1) Usia sekolah dasar. Anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan penting tertentu.
2) Periode kritis dalam dorongan berprestasi. Masa dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses atau sangat sukses. Perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
c. Label yang digunakan ahli psikologi
1) Usia berkelompok. Masa dimana perhatian utama anak tertuju pada keinginna diterima teman sebaya sebagai anggota kelompok terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
2) Usia penyesuaian diri. Anak menyesuaikan diri dengan standar yang disetujui kelompok.
6. Masa puber
a) Periode tumpang tindih karena kedudukan remaja berada di antara akhir masa kanak-kanak dan awal masa remaja.
b) Periode yang singkat, berlangsung sekitar dua sampai empat tahun. Anak yang mengalami puber selama dua tahun atau kurang dianggap cepat matang, sedangkan anak yang mengalami puber tiga sampai empat tahun dianggap lambat matang.
c) Dibagi dalam tiga tahap : tahap prapuber(bukan lagi seorang anak tapi belum juga remaja), tahap puber(kematangan seksual muncul, misal haid pada anak perempuan dan mimpi basah pada anak laki-laki), dan tahap pascapuber(cirri-ciri seks sekunder misal kumis, jakun, suara, yang berat, otot-otot yang kuat pada anak-anak laki-laki; atau panggul yang sudah besar, payudara, suara yang lembut pada anak perempuan, sudah berkembang dan organ-organ seks berfungsi secara matang).
d) Pertumbuhan dan perubahan yang pesat. Pertumbuhan dan perubahan yang pesat meliputi perubahan dalam status termasuk penampilan , pakaian, sikap terhadap seks dan lawan jenis. Perubahan ini sering menimbulkan keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman, serta menimbulkan perilaku yang kurang baik.
e) Fase negative, fase dimana individu mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah berkembang. Pada fase ini perilaku remaja mendadak menjadi sulit diduga dan seringkali agak melawan norma social yang berlaku.
7. Masa Remaja
a. Periode yang penting. Ada beberapa ada periode yang dianggap lebih penting daripada periode lainnya karena berakibat langsung terhadap sikap dan perilaku, dan ada yang dianggap penting karena berakibat jangka panjang.Pada periode remaja keduanya dianggap penting. Demikian juga baik akibat fisik maupun psikologis pada masa remaja kedua-duanya penting.
b. Periode peralihan. Dalam setiap periode peralihan, status individu tidak jelas dan terdapat keraguan akan peran yang harus dilakukan.Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan orang dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas ini juga menguntungkan karena memberi waktu kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan menentukan pola perilaku,nilai dan sifat yang paling sesuai bagi dirinya.
c. Periode Perubahan. Perubahan sikap dan perilaku sejajar dengan perubahan fisik. Ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Ada 5 perubahan pada masa remaja antara lain, (1)meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologisyang terjadi, (2)perubahan-perubahan yang menyertai kematangan seksual membuat remaja tidak yakin akan dirinya, kemampuan-kemampuannya serta minatnya, (3)perubahan tubuh,minat dan peran yang diharapkan oleh lingkungan menimbulkan masalah baru bagi remaja, (4)perubahan dalam minat dan perilaku disertai pula perubahan dalam nilai-nilai, (5)sebagian remaja bersikap ambivalen terhadap setiap perubahan. Mereka ingin dan menuntut kebebasan tetapi sering takut bertanggungjawab akan akibatnya dan tidak yakin dengan kemampuannya untuk memikul tanggung jawab tersebut.
d. Usia bermasalah. Masalah remaja sering sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun perempuan. Hal itu disebabkan oleh : (1)selama masa kanak-kanak masalahnya sebagian besar diselesaikan orang tua atau guru sehingga remaja tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah, (2)remaja merasa manidiri sehingga ingin mengatasi masalahnya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru.
e. Mencari identitas. Pada tahun-tahun awal masa remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih penting, kemudian lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman-temannya dalam segala hal.
f. Usia yang menimbulkan ketakutan. Adanya anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak dapat dipercaya dan cenderung berperilaku merusak yang membuat orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja menjadi takit bertanggungjawab dan bersikap tidak simpatik terhadapperilaku remaja yang normal. Ini menyebabkan peralihan ke masa dewasa menjadi sulit.
g. Masa yang tidak realistik. Remaja melihat dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita.
h. Ambang masa dewasa. Remaja mulai bertindak berperilaku seperti orang dewasa, yaitu merokok, minim-minuman keras, menggunakan obat-obatan dan terlibat dalam perbuatan seks.
8. Masa Dewasa Awal
Masa dewasa ini merupakan periode penyesuaian diri terhadapa pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Individu diharapkan memainkan peran baru seperti suami atau istri, orang tua, pencari nafkah, menegmbangkan siakp-sikap baru, keinginan-keinginan dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru. Periode ini merupakan periode khususdan sulit dari rentang kehidupan seseorang sebab sejauh ini sebagian besar anak mempunyai orang tua, guru, teman, atau orang-orang lain yang bersedia menolong mengadakan penyesuaian diri. Oleh karena itu dapat dipahami mengapa penyesuaian diri dalam masa dewasa dini biasanya menemui banyak kesulitan.
Ciri-ciri yang menonjol pada masa dewasa dini :
a. Masa pengaturan. Jika anak laki-laki dan anak perempuan mencapai usia dewasa berarti sudah saatnya untuk menerima tanggungjawab sebagai orang dewasa. Berarti sebagai seorang pria mulai mencoba bekerja untuk meniti kariernya sedangkan seorang wanita diharapkan mulai menerima tanggungjawab sebagai ibu rumah tangga atau mencoba bekerja untuk menentukan pilihan apakah ia lebih suka nekerja dari pada berumahtangga atau mereka ingin melakukan keduanya.
b. Usia produktif. Menjadi orang tua merupakan salah satu peran yang paling penting dalam hidup orang dewasa. Bagi orang yang cepat mempunyai anak dan mempunyai keluarga besar pada awal masa dewasa atau bahkan pada tahun-tahun terakhir masa remaja kemungkinan seluruh masa dewasa ini merupakan masa reproduksi. Sebaliknya orang uang belum menikah sampai selesai pendidikannya, dan wanita yang berkarier sesudah menikah akan menunda untuk mempunyai anaksampai usia tiga puluhan, maka baginya hanya dasawarsa terakhir dari usia dini yang merupakan usia reproduksi.
c. Masa bermasalah. Masalah-masalah masa dewasa dini yaitu masalah yang berhubungan dengan penyesuaian diri dalam kehidupan perkawinan, peran sebagai orang tua, dan pekerjaan atau karier. Penyesuaian diri terhadap masalah-masalah tersebut biasanya menimbulkan kesulitan, sebab : pertama, kurangnya persiapan. Pendidikan di sekolah dan perguruan tinggi hanya memberi latihan terbatas dan hampir tidak ada sekolah yang membrikan kursus menegnai masalah-masalah yang umum ditemui dalam perkawinan dan dalam berperan sebagai orang tua. Kedua, mencoba dua peran sekaligus biasanya tidak memberikan hasil yang baik, misalnya menikah kemudian mempunyai anak akan mempersulit penyesuaian diri terhadap pekerjaan terutama jika menikah pada waktu masih sekolah. Ketiga, yang paling berat adalah tidak adanya bantuan dalam menghadapi masalah-masalah mereka, tidak seperti ketika mereka belum dianggap dewasa.
d. Ketegangan emosional. Ketegangan emosional umumnya nampak dalam bentuk keresahan, yaitu kekhawatiran-kekhawatiran mereka menghadapi dan menyelesaikan masalah-masalah pekerjaan, perkawinan, atau peran sebagai orang tua. Apabila mereka merasa tidak mampu mengatasi masalah-masalah tersebut mereka akan terganggu secara emosional.
e. Keterasingan sosial. Masuknya seseorang dalam pola kehidupan orang dewasa, yaitu karier, perkawinan dan rumah tangga, membuat hubungan dengan teman-teman kelompok masa remaja menjadi renggang dan bersamaan dengan itu keterlibatan dalam kegiatan kelompokdi luar rumah akan terus berkurang. Akibatnya orang akan mengalami keterpencilan sosial atau Erikson menyebutnya sebagai “krisis keterasingan”.
f. Masa komitmen. Pada masa dewasa ini terjadi perubahan tanggungjawab dari seorang pelajar yang tergantung pada orang tua menjadi orang dewasa mandiriyang menentukan pola hidup baru, memikul tanggungjawab baru, dan membuat komitmen-komitmen baru yang nantinya menjadi landasan di kemudian hari.
g. Masa ketergantungan. Meskipun telah mencapai status dewasa pada usia 18 tahun namun banyak orang muda yang masih tergantung pada orang tua, lembaga pendidikan atau pemerintah yang membiayai atau memberikan beasiswa untuk pendidikan mereka.
h. Perubahan nilai. Perubahan itu disebabkan oleh : pertama, jika orang muda dewasa ingin diterima sebagai anggota kelompok orang dewasa mereka harus menerima nilai-nilai kelompok teman sebaya. Kedua, kebanyakn kelompok sosial berpedoman pada nilai-nilai konvensional dalam hal keyakinan-keyakinan dan perilaku juga dalam penampilan. Misalnya kelompok remaja mungkin menganggap hubungan seks sebelum menikah sebagai perilaku yang dapat diterima namun masyarakat menolak hal itu.
i. Penyesuaian diri dengan cara hidup baru. Pada masa dewasa dini gaya-gaya hidup baru paling menonjol di bidang perkawinan dan peran orang tua. Misalnya adanya persamaan peran pria dan wanita atau biasa disebut egalitarian, juga pola-pola barubagi kehidupan keluarga, termasuk perceraian, dan keluarga berorang tua tunggal.
j. Masa kreatif. Hal ini disebabkan karena sebagai orang yang telah dewasa ia tidak terikat lagi oleh ketentuan dan aturan orang tua maupun gurunya, mereka ingin bebas untuk berbuat apa saja yang mereka inginkan. Bentuk kreatifitas tergantung pada minat dan kemampuan individual, kesempatan untuk mewujudkan keinginan, dan kegiatan-kegiatan yang memberikan kepuasan sebesar-besarnya, misalnya melalui hobi atau disalurkan melalui pekerjaan.
9. Masa Dewasa Paruh Baya
a. Periode yang sangat ditakuti. Penyebabnya adalah banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan tentang usia dewasa madya, yaitu adanya kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi kehidupan.
b. Masa transisi. Transisi senatiasa berarti penyesuaian diri terhadap minat, nilai dan pola perilaku yang baru. Orang dewasa madya harus melakukan penyesuaian diri terhadap berbagai perubahan jasmani yang mulai menurun dan harus menyadari bahwa pola perilaku pada usia mudanya harus diperbaiki. Kimmel (dalam Hurlock, 1980:321) mengidentifikasi tiga bentuk krisis pada masa dewasa madya : pertama, krisis sebagai orang tua apabilka anak-anak gagal memenuhi harapan orang tua dan para orang tua kemudian bertanya apakah mereka telah menggunakan metode yang tepat dalam mendidik anak , dan menyalahkan diri sendiri karena kegagalan anak dalam memenuhi harapan mereka. Kedua, krisis yang timbul karena orang tua berusia lanjut. Ketiga, krisis yang berhubungan dengan kematian, khususnya pada suami istri.
c. Masa stres. Penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola hidupyang berubah khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan fisik dan psikologis seseorang dan menimbulkan sters. Sters pada usia madya menurut Marmor (dalam Hurlock, 1980:321) dibagi dalam 4 kategori utama, yaitu stres somatik, stres budaya, stres ekonomi, dan stres psikologis.
d. Usia yang berbahaya. Sebutan usia yang berbahaya ini berasal dari kalangan pria yang ingin melakukan pelampiasan untuk kemudaan yang berakhir sebelum memasuki usia lanjut. Masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik karena terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun kurang memperhatikan kehidupan.
e. Usia canggung. Pria dan wanita berusia madya bukan muda lagi tetapi bukan tua juga. Mereka merasa bahwa keberadaan mereka tidak dianggap, oleh karena itu orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk tidak dikenal oleh orang lain.
f. Masa berprestasi. Menurut Erikson usia madya merupakan masa krisis dimana baik generativitas, kecenderungan untuk menghasilkan maupun stagnasi, kecenderungan untuk tetap berhenti, akan dominan. Selama usia madya orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya. Apabila orang berusia madya mempunyai kemauan yang kuat untuk berhasil, mereka akan mencapai puncaknya pada usia ini.
g. Masa evaluasi. Pada umumnya usia madya merupakan saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka wajar apabila masa ini juga merupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain khususnya anggota keluarga dan teman.
h. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda.satu standar bagi pria dan satu lagi bagi wanita walaupun cenderung mengarah ke persamaan peran antara pria dan wanitabaik dirumah, perusahaan, perindustrian, profesi maupun dalam kehidupan nyata. Ada 2 aspek khusus yang perlu diperhatikan : pertama, aspek yang berkaitan dengan perubahan jasmani. Misalnya ketika rambut pria menjadi putih, timbul kerut dan keriput di wajah serta mengendurnya otot sekitar pinggang pada wanita perubahan fisik yang serupa dipandang tidak menarik. Kedua, standar ganda terlihat dari cara pria dan wanita menyatakan sikap terhadap usia tua. Ada dua pandangan filosofis : pertama, mereka harus tetap merasa muda serta aktif, kedua , mereka harus menua dengan anggun semakin lambat dan hati-hati dan menjalani hidup dengan nyaman, disebut filsafat “rocking-chair”.
i. Masa sepi. Masa ketika anak-anak tidak lama tinggal bersama orang tua. Setelah bertahun-tahun hidup dalam rsebuah rumah yang berpusat pada keluarga (family-centered home), umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan rumah yang berpusat pada pasangan suami istri (pair-centered home)
j. Masa jenuh. Hampir semua pria dan wanita mengalami kejenuhan pada masa akhir tiga puluhan dan empat puluhan. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya memberikan sedikit hiburan. Wanita yang menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anaknya bertanya-tanya apa yang akan mereka lakukan pada usia setelah dua puluh atau tiga puluh tahun kemudian. Akibatnya usia madya seringkali merupakan periode yang tidak menyenangkan dalam hidup.
10. Masa Usia Lanjut
a. Periode kemunduran. Kemunduran fisik dan mental terjadi secara perlahan dan bertahap atau dikenal sebagai “senescence” yaitu masa proses menjadi tua. Istilah keuzuran (senility) digunakan untuk periode waktu usia lanjut apabila waktu kemunduran fisik sudah terjadi dan terjadi disorganisasi mental. Kemunduran sebagian datang dari faktor fisikdan sebagian lagi dari faktor psikologis. Penyebab fisik kemunduran yaitu prubahan pada sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus tapi karena proses menua. Penyebab psikologis kemunduran misalnya sikap tidak senang terhadap diri sendiri, orang lain, pekerjaan, dan kehidupan pada umumnya dapat menyebabkan uzur, karena terjadi perubahan pada lapisan otak. Akibatnya orang menurun secara fisik dan mental dan mungkin akan segera mati.
b. Perbedaan individual pada efek menua. Orang menjadi tua secara berbeda karena mempunyai sifat bawaan, sosioekonomi dan latar belakang pendidikan, serta pola hidup yang berbeda. Bila perbedaan-perbedaan tersebut bertambah sesuai dengan usia, perbedaan-perbedaan tersebut akan membuat orang bereaksi secara berbeda terhadap situasi yang sama. Sebagai contoh, beberapa orang berfikir bahwa masa pensiun merupakan berkah dan keberuntungan, sedangkan orang lain menganggapnya sebagai kutukan.
c. Usia tua dinilai dengan kriteria yang berbeda. Orang cenderung menilai tua dengan dua kriteria yaitu dalam hal penampilan dan kegiatan fisik yaitu apa yang dapat dan tidak dapat dilakukannya. Dalam hal penampilan orang tua biasanya berambut putih dan tidak lama kemudian berhenti dari pekerjaan sehari-hari.
d. Stereotipe orang lanjut usia. Stereotipe dan kepercayaan tradisional mengenai orang lanjut usia timbul dari 4 sumber utama, yaitu : pertama, cerita rakyat dan dongeng cenderung melukiskan usia lanjut sebagai usia yang tidak menyenangkan. Walaupun ada beberapa gambaran bahwa orang berusia lanjut bersikap baik dan mempunyai pengertian, namun ada juga yang menggambarkan khususnya wanita usia lanjut sebagai orrang yang rewel dan jahat. Kedua, orang berusia lanjut sering diberi tanda dan diartikan orang secara tidak menyenangkan oleh berbagai media masa. Sohngen dan smith menyimpulkan bahwa stereotipe orang berusia lanjut ditekankan pada hilangnya daya fisik, hubungan sosial, dan emosi. Ketiga, berbagai humor dan canda menyangkut aspek negatif orang berusia lanjut sebagian besar lebih menekankan sikap ketololan sebagai orang tua daripada kebijakan. Keempat, pendapat klise tentang usia lanjut adalah pria dan wanita yang keadaan fisik dan mentalnya loyo, usang, sering pikun, jalannya membungkuk dan sulit hidup dengan siapapun karena hari-harinya yang penuh dengan manfaat telah lewat, sehingga perlu perlu dijauhkan dari orang-orang yang lebih muda.
e. Sikap sosial terhadap usia lanjut. Karena kebanyakan pendapat klise di atas tidak menyenangkan maka sikap sosial terhadap usia lanjut cenderung menjadi tidak menyenangkan dan mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang usia lanjut. Akibatnya orang usia lanjut merasa bahwa mereka tidak lagi bermanfaat bagi kelompok sosial dan lebih banyak menyusahkan daripada sikap yang menyenangkan.
f. Orang usia lanjut mempunyai status kelompok – minoritas. Kelompok minoritas yaitu suatu status yang dalam beberap hal mengecualikan mereka untuk tidak berinteraksi dengan kelompok lainnya dan memberikan sedikit kekuasaan atau bahkan tidak memperoleh kekuasaan apapun. Status kelompok minoritas ini terutama terjadi sebagai akibat dari sikap sosial yang tidak menyenangkanterhadap orang usia lanjut dan diperkuat oleh pendapat klise yang tidak menyenangkan terhadap mereka.
g. Menua membutuhkan perubahan peran. Orang usia lanjut diharapkan mengurangi peran aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial, juga dalam dunia usaha dan profesionalisme. Perubahan peran ini sebaiknya dilakukan atas dasar keinginan seseorang, bukan atas dasar tekanan yang datang dari kelompok sosialtetapi pada kenyataannya perubahan peran ini banyak terjadi karena tekanan sosial.
h. Penyesuaian yang buruk. Karena sikap sosial yang tidak menyyenangkan bagi orang usia la njut maka banyak orang usia lanjut mengembangkan konsep diri yang tidak menyenangkan. Orang usia lanjut cenderung lebih buruk dalam penyesuaian diri dibandingkan orang yang lebih muda. Hal ini disebabkan semakin hilangnya status karena kegiatan sosial didominasi oleh orang-orang yang lebih muda.
i. Keinginan menjadi muda kembali sangat kuat. Status kelompok minoritas yang dikenakan pada orang berusia lanjut secara alami membangkitkan keinginan untuk tetap muda selama mungkin dan ingin dipermudah apabila tanda-tanda menua tampak.
Sumber:
Rifa’i, Catharina. 2009. Psikologi Pendidikan. Semarang: UNNES Press.
3 komentar:
waaahh...jadi tahu tahapan-tahapan perkembangan nih...bahkan dari semenjak masih dalam kandungan perut ibu pun ada, komplit sekaliiii....
Anggit Maryatun : artikel ini disadur dari sumber yang telah ada untuk membantu memahami tentang tahap pekembangan dari manusia. Semoga dapat dipergunakan sebagai mana mestinya. Terima kasih.
setelah membaca postingan artikel anda saya jadi tahu kalau saya ternyata pernah mengalami masa-masa perkembangan itu kecuali masa dewasa dan lanjut usai karena saya masih berada pada tahap perkembangan pra dewasa.heeee
semoga artikel ini bermanfaat bagi saya khususnya yang akan menginjak masa dewasa dan nantinya akan berusia lanjut.terimakasih
Posting Komentar